Bertemu Joe Biden, Jokowi Bahas Kerjasama dan Tekankan Kondisi di Gaza

Presiden Joko Widodo Saat Bertemu Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Senin 13 November 2023
Presiden Joko Widodo Saat Bertemu Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Senin 13 November 2023

Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengadakan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, pada Senin (13/11) waktu setempat.

Rangkaian kendaraan Jokowi memasuki halaman Gedung Putih lalu disambut oleh jajaran kehormatan dengan pasukan yang membawa bendera dari 50 negara bagian AS. Kemudian Jokowi disambut langsung oleh Presiden AS Joe Biden begitu turun dari kendaraan. 

Kedua pemimpin negara itu berjalan menuju Oval Office dan melakukan pertemuan terbatas. Setelahnya, kedua presiden mengadakan pertemuan bilateral yang diikuti oleh delegasi dari masing-masing negara. 

Dilansir dari Sekretariat Kabinet, turut mendampingi Jokowi adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, serta Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani.

Dalam pertemuan yang dilakukan jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economy Cooperation (APEC) yang berlangsung di San Fransisco pada 15-17 November 2023 nanti itu, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang diundang AS untuk melakukan kunjungan bilateral di Washington DC. 

Pertemuan itu menyepakati sejumlah dokumen kerjasama antar pemerintah atau Government to Government (G to G), termasuk salah satunya adalah kesepakatan pembentukan comprehensive strategic partnership. 

Melalui Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyampaikan, kedua pihak sepakat bekerja sama di beberapa bidang, yakni bidang kesehatan, Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kemaritiman, dan kebudayaan.

“Dari sisi bisnis telah disepakati kerjasama bisnis senilai 25,85 miliar dollar AS (setara dengan Rp400 triliun),” ucap Retno dalam keterangan resmi yang dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu (15/11). 

Secara menyeluruh, Menlu Retno merinci hasil pertemuan bilateral Indonesia dengan AS.

Pertama, kedua negara sepakat untuk meningkatkan status hubungan bilateral yang awalnya Strategic Partnership menjadi Comprehensive Strategic Partnership (CSP). Status itu akan menjadi pondasi kuat guna meningkatkan kerjasama, terutama dalam bidang ekonomi.

Kedua, kesepakatan tentang pentingnya penguatan kerjasama mineral kritis. Oleh karena itu, nantinya akan dibentuk rencana kerja (work plan) menuju pembentukan Critical Mineral Agreement (CMA). Indonesia akan bisa menjadi pemasok kebutuhan baterai EV di Amerika Serikat jika CMA sudah dimiliki secara berkesinambungan dan untuk jangka panjang.

Ketiga, kesepakatan tentang pentingnya untuk segera diimplementasikan Just Energy Transition Partnership (JETP). Jokowi, menurut kata Retno, menyampaikan agar AS bisa mendukung langkah mempercepat transisi energi Indonesia, termasuk program Early Retirement PLTU dan pengembangan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan di Indonesia. 

Keempat, Indonesia terpilih sebagai salah satu partner International Technology Security and Innovation Fund dari AS. Dengan dipilihnya Indonesia, hal ini akan menjadi penguatan rantai pasok semikonduktor. 

Kelima adalah bidang perdagangan, Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya perpanjangan Generalized System of Preferences (GSP) untuk Indonesia.

Terakhir, yakni yang keenam, AS berkomitmen untuk memberi dukungan pada Indonesia untuk menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

Jokowi Bahas Agresi Israel di Gaza

Selain membahas kerjasama bilateral, Jokowi juga membahas isu yang terjadi di Palestina kepada presiden AS tersebut. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan pembicaraan yang dilakukan Presiden Jokowi dengan Presiden Biden di Washington DC.

Ia mengatakan kedua presiden membahas isu kawasan dan internasional terutama situasi mencekam yang terjadi di Gaza. 

Dalam keterangan resminya pada Selasa (14/11), Retno menyebutkan bahwa Jokowi menyampaikan dengan tegas posisi Indonesia atas situasi yang terjadi di Gaza. Jokowi meminta pada Joe Biden untuk dapat memakai pengaruhnya kepada Israel agar menghentikan agresi militer oleh Israel di Gaza.

“Presiden Jokowi sampaikan posisi tegas Indonesia dan meminta agar Amerika Serikat dapat menggunakan pengaruhnya kepada Israel untuk hentikan kekejaman di Gaza,” terang Retno seperti mengutip dari Kompas.

Retno juga menyampaikan bahwa Presiden Jokowi menekankan tentang sangat pentingnya gencatan senjata untuk segera dilakukan. Tidak hanya itu, ia juga menyebut pentingnya bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Jalur Gaza bisa terdistribusi dengan aman dan berkelanjutan. 

Dalam pertemuan itu, Jokowi juga menyampaikan hasil keputusan KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang baru saja digelar di Riyadh, Arab Saudi, pada 11 November 2023 kemarin, kepada Biden. Retno menyebut bahwa Jokowi menyampaikan posisi negara anggota OKI sangat solid agar agresi Israel segera diakhiri di Gaza.

Saat duduk di bersama di depan perapian di Gedung Putih itu, Jokowi menyeru agar gencatan senjata antara Israel-Palestina adalah keharusan.

Indonesia berharap AS menunjukkan kepemimpinannya dan berada di garis depan untuk membela keadilan dan kemanusiaan bagi perdamaian serta kemerdekaan Palestina berdasar pada Two State Solution. Jokowi menyebut dunia sedang menunggu kontribusi AS dalam perdamaian dan kemanusiaan.

Sebut Israel Biadab

Hikmahanto Juwana yang merupakan Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), menyorot pemilihan diksi ‘atrocity’ yang diucapkan Jokowi saat bertemu dengan Joe Biden. Seperti yang diketahui, kata tersebut bisa berarti sebuah kebiadaban atau kekejaman, yang menggambarkan apa yang selama ini dilakukan Israel terhadap warga Palestina.

Dalam pandangan Hikmahanto, Jokowi telah mengambil sebuah tindakan yang berani. 

“Itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Sebab Presiden Jokowi sangat berani untuk mengucapkan kata atrocity, atau kekejaman yang terjadi di Gaza agar segera dihentikan,” terang Hikmahanto seperti melansir dari Berita Satu. 

Meski memakai kata-kata yang berani, namun secara keseluruhan Jokowi telah menyampaikan pesan-pesan kepada Presiden Biden secara baik dan tidak emosional. Pertemuan itu pun dia sebut berhasil, karena setelahnya, pihak AS tidak memberikan veto dalam jeda kemanusiaan yang dibahas di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Indonesia Diminta Mainkan Peran Lebih Besar

Dalam pertemuan yang cukup singkat itu, sejumlah pejabat AS mengutip pernyataan Biden yang menginginkan supaya Indonesia bisa memainkan peran yang lebih besar lagi di Timur Tengah, utamanya dalam konflik yang terjadi di Gaza. 

Peran yang dimaksud tidak semata pada gencatan senjata, namun tujuan jangka panjang, yakni soal solusi yang harus dihasilkan oleh kedua negara jika perang berakhir dan bagaimana langkah-langkah yang konkrit untuk membangun kembali Gaza. 

Walaupun selama ini pemerintah AS mendukung penuh posisi Israel dalam konflik melawan Palestina, belakangan Gedung Putih mulai menyerukan langkah-langkah pengendalian serta gencatan senjata. Itu untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan atau pun pembebasan tawanan yang masih berada di tangan kelompok Hamas. 

Sebagai respon dari apa yang disampaikan Jokowi, pihak AS justru menekankan jika serangan yang dilakukan oleh Israel adalah bentuk pembalasan dari Hamas yang berhasil menerobos masuk ke dalam wilayah Israel pada awal Oktober lalu, yang kemudian menewaskan sebanyak 1.400 warga Israel. 

Indonesia menjadi satu dari sekian banyak negara yang menyerukan dilakukannya gencatan senjata, serta mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza. Juru Bicara dari Gedung Putih juga menyebut jika kedua pemimpin negara, Biden dan Jokowi, bakal berdiskusi soal langkah penegakan hukum internasional serta memastikan hubungan negara-negara Indo-Pasifik yang bersifat terbuka dan bebas. 

Sorotan Media Asing

Pertemuan antara Jokowi dengan Biden di Gedung Putih, terutama terkait bahasan agresi Israel terhadap Gaza menjadi sorotan media luar negeri. Sejumlah media asing membuat tajuk perihal pertemuan yang terjadi pada Senin, (13/11).

Berikut beberapa media luar yang merilis laporan tentang pertemuan itu. 

Washington Post melalui kanal Youtube mereka merilis laporan audio visual dengan judul “Presiden Indonesia melobi Biden untuk gencatan senjata di Gaza”. Adapun Al Jazeera, media di Qatar itu juga menulis laporan dengan tajuk “Presiden Indonesia Joko Widodo desak Biden bantu akhiri kekejaman di Gaza”. 

Pada awal laporan tertulis Jokowi menekan Biden untuk berbuat lebih banyak guna mengakhiri ‘kekejaman’ di Gaza dan meminta untuk mendukung seruan gencatan senjata.

Selanjutnya media asal Inggris, The Diplomat merilis laporan yang serupa dengan artikel berjudul “Presiden Indonesia Jokowi desak Biden berbuat lebih banyak untuk mengakhiri kekejaman di Gaza”. 

Sementara itu, Presiden Jokowi menegaskan akan terus mendorong adanya gencatan senjata dilakukan segera di Gaza, Palestina. Hal itu disampaikan oleh Jokowi usai pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden pada Senin (13/11). 

Dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi mengungkapkan bahwa ia menyampaikan beberapa hasil dari KTT OKI yang membahas Gaza di Riyadh sebelumnya. Jokowi dan semua anggota OKI meminta agar kekerasan di Gaza agar segera dihentikan, yakni dengan adanya gencatan senjata.

Ia memastikan Indonesia secara konsisten akan tetap mendukung adanya gencatan senjata di Palestina sesegera mungkin. Jokowi menyebut sikap Indonesia yang mendorong gencatan senjata akan terus disuarakan dan diulang-ulang di manapun. 

Ketika ditanya apa respons dari Joe Biden terkait situasi di Gaza, Jokowi enggan untuk memberikan jawaban. 

“Ya tanyakan kepada Presiden Biden,” ujarnya.

Pantas Masuk Sejarah

Sikap Indonesia, yakni ujaran Presiden Jokowi untuk mendorong adanya gencatan senjata di Palestina yang disampaikannya pada saat pertemuan bilateral dengan Presiden AS Joe Biden mendapat sorotan dari berbagai pihak. 

Koordinator Nasional, TIM 8 Relawan Jokowi Bergerak Bersama Prabowo (TIM8-RJBBP), Wingnyo Prasetyo memberi tanggapan akan hal tersebut kepada wartawan.

Menurutnya, seperti dilansir dari JPNN, sikap Indonesia yang disampaikan dalam pertemuan empat mata itu merupakan pernyataan yang bernilai politik sangat tinggi. Ia menilai Jokowi mempunyai kepedulian tinggi terhadap nasib rakyat Palestina. 

Aktivis ‘98 itu mengatakan langkah Jokowi merupakan upaya presiden untuk mewujudkan perdamaian dunia seadil-adilnya. Ia pun menegaskan bahwa persoalan ini bukanlah persoalan agama, melainkan kemanusiaan.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa AS merupakan sekutu terdekat Israel dan patut diduga sebagai dalang dari konflik ini. Oleh sebab itu, dengan adanya Jokowi mengangkat isu Palestina di markas besar pemerintahan AS itu tidak bisa dianggap sebagai upaya diplomatik biasa dan harus masuk dalam sejarah.