Fakta-Fakta Hilangnya Dokter Qory, Ternyata Korban KDRT

Dr. Qory Ulfiyah Ramayanti Berbaju Pink dan Bawahan Putih Ditemani Petugas P2TP2A Melaporkan Tindak KDRT ke Polres Bogor
Dr. Qory Ulfiyah Ramayanti Berbaju Pink dan Bawahan Putih Ditemani Petugas P2TP2A Melaporkan Tindak KDRT ke Polres Bogor

Seorang dokter asal Bogor bernama Qory (37) dilaporkan hilang oleh suaminya, Willy Sulistio (39). Dr. Qory Ulfiyah Ramayanti disebut menghilang dari rumahnya di kawasan Nanggewer, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sejak tanggal 13 November lalu. Kabar hilangnya sang istri ini ditulis di media sosial X hingga berujung viral.

Willy Sulistio mengunggah foto dan juga ciri-ciri dari sang istri dan meminta bantuan netizen sehingga harapannya istrinya yang diketahui sedang hamil itu segera ditemukan. Menurut pengakuannya, dr. Qory pergi dari rumah tanpa membawa handphone (HP) dan dompet setelah bertengkar dengan dirinya.

Dari unggahan tersebut, banyak netizen yang bersimpati dan akan menghubunginya jika bertemu dengan dr. Qory di jalan. Namun, sebagian besar netizen lain justru heran karena suami dr. Qory menggunakan bahasa yang terlalu santai saat kehilangan istrinya.

“Kehilangan istri dan ibu dari 3 anak. Ciri-ciri: hamil 6 bulan, tinggi 153 cm, berat 55 kg, sawo matang, rambut sebahu, cantik, cantik banget, terlihat lebih muda dari umurnya 37 tahun,” demikian sepenggal informasi kehilangan yang dibuat suami dr. Qory pada Kamis (16/11).

Tak sedikit netizen merasa ada yang janggal karena Willy Sulistio membuat pengumuman kehilangan dengan menggunakan akun Twitter milik istrinya. Selain itu, nomor HP yang dicantumkan dalam pengumuman ternyata atas nama dr. Qory, bukan suaminya.

Hal itu bermula saat salah satu netizen, iseng memasukkan nomor HP ke dalam aplikasi pencari nomor telepon yakni Get Contact. Hasilnya, netizen mendapat nomor HP tersebut milik dr. Qory, bukan nama suami yang bersangkutan.

Kejanggalan tersebut membuat netizen semakin menyorot kasus hilangnya dr. Qory tersebut. Hingga muncul kecurigaan publik terhadap suami dr. Qory, diperkuat dengan adanya netizen yang mengaku sebagai teman sejawat dr. Qory dan menyebut bahwa suami dr. Qory merupakan pelaku Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Dalam akun Twitter bernama @gudbaybambina, ia mengatakan pernah bekerja di tempat yang sama dengan dr. Qory dan menyaksikan kekerasan yang dilakukan oleh Willy.

Ia menyebutkan Willy tidak segan memarahi dr. Qory sampai berteriak di depan rekan-rekan kerja istrinya. Akun tersebut juga mengatakan bahwa dr. Qory merupakan tulang punggung keluarga sampai harus melakukan praktek di 4-5 tempat sekaligus.

Menanggapi pernyataan dari seseorang yang mengaku rekan kerja dr. Qory itu, netizen menjadi semakin yakin kalau dr. Qory merupakan korban KDRT yang akhirnya kabur karena tidak tahan.

Dokter Qory Muncul di Polres

Setelah viral dan menjadi sorotan, dr. Qory akhirnya ditemukan oleh kepolisian dan dibawa ke Polres Bogor. Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Pribadi Kapolri Kombes Pol Ahrie Sonta Nasution melalui akun X miliknya, yang juga mengunggah potret dr. Qory dengan kondisi tengah hamil 6 bulan.

Dalam foto yang diunggah Ahrie Sonta, dr. Qory nampak duduk menyender di sebuah sofa. Ia mengenakan busana berwarna merah muda dengan rok panjang kotak-kotak. Wajah yang terlihat lesu dan tertekan, menjadi fokus tersendiri di antara netizen.

Melansir dari Kompas, Kapolres Bogor, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Rio Wahyu Anggoro mengatakan, dr. Qory sengaja pergi mencari perlindungan menuju ke rumah aman di Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Menurut keterangannya, dr. Qory berlindung selama tiga hari sejak Senin sampai Rabu di rumah aman P2TP2A tersebut karena takut dengan suaminya, Willy Sulistio. Karena ada laporan dari Willy ke Polsek Cibinong bahwa istrinya menghilang selama tiga hari, tim kepolisian lalu bergerak mencari dan akhirnya mendapat informasi bahwa dr. Qory berada di Dinas P2TP2A.

Dari penjelasan Rio, dr. Qory kabur dari rumah karena sering mengalami KDRT. Sang suami memukul wajah dan kepala dr. Qory dengan tangan kosong. Tak sampai disitu, pelaku juga tega menendang kaki, paha, serta mengancam dengan pisau.

Pengurus Dinas P2TP2A Kabupaten Bogor, Saryuni, mengungkap sejumlah luka yang dialami dr Qory. Luka-luka itu terjadi di kepala hingga punggung. Akibatnya, dr. Qory kerap masih merasa sakit kepala.

Saryuni mengatakan dr. Qory awalnya datang ke kantor untuk meminta perlindungan pada Senin (13/11) sekitar pukul 20.00 WIB. Namun pada saat itu kantor Dinas TP2P2A sudah tutup. Saat itu dr. Qory datang tanpa membawa apapun, hanya membawa baju yang dikenakannya.

Suami Tendang Hingga Injak Dokter Qory

Sebelum melarikan diri, semua bermula saat korban hendak memberi kejutan ulang tahun kepada suaminya. Saat itu, dr. Qory, suami dan ketiga anaknya sedang menonton film. Namun, pada malam itu, karena korban ingin memberikan kejutan ulang tahun untuk suaminya, korban pun ingin menghentikan film yang sedang ditonton.

Tak disangka, ketika film dihentikan oleh korban, pelaku langsung marah karena merasa belum tuntas menonton. Kemudian pada pagi harinya, Willy kembali mengungkit terkait masalah film tersebut. Willy menganggap dr. Qory tak bisa memberi kebahagiaan di hari ulang tahunnya.

Hingga setelah ketiga anak-anaknya pergi sekolah, pelaku menampar wajah kanan dan kiri dan mengambil dua pisau dapur. Saat dr. Qory ingin menenangkan situasi itu, sang suami malah menempelkan pisau tersebut ke punggung korban.

Saat di posisi itu, korban mencoba mengambil pisau tersebut dan sang suami memberikannya tanpa ada perlawanan. Namun, ketika korban berdiri, ia langsung ditendang berkali-kali hingga terjatuh. Bagian leher belakang korban juga diinjak.

Dari pemeriksaan korban, Willy sudah sering melakukan KDRT kepada istrinya. Bahkan kejadian sebelum dr. Qory kabur sempat dipergoki penjual bubur.

Hasil visum et repertum dokter Qory Ulfiyah Ramayanti pun sudah dipegang oleh penyidik Polres Bogor, yakni terungkap ada memar di sekujur tubuh dari kepala sampai kaki. Luka tersebut terdiri dari memar pada bibir atas sebelah kiri, lengan atas kanan, lengan atas kiri, paha kanan, pinggul kanan.

Atas perbuatan keji tersebut, Willy Sulistio ditahan di Mapolres Bogor. Pelaku dijerat Pasal 44 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT dengan ancaman kurungan selama 5 tahun penjara.

“Visum sudah memenuhi. Korban mengalami luka di punggung belakang dan di bahu. Untuk barang bukti ada 2 buah pisau,” jelas Rio.

KPAI Minta Anak Korban KDRT Diperhatikan

Dari kasus KDRT yang dialami dr. Qory tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta Pemkab Bogor membantu memperhatikan kondisi anak-anak dr Qory. Seperti diketahui dr. Qory memiliki tiga orang anak dan tengah mengandung anak keempat.

Ketua KPAI Ai Maryati menyesalkan kekerasan yang dialami dr. Qory dan situasi tersebut sangat rentan untuk anak. Ai sangat mendukung langkah-langkah dari dr. Qory yang mau speak up atau melapor soal KDRT yang dialaminya. Langkah yang diambil dr. Qory, menurut Ai, sudah sesuai aturan, seperti melansir dari Detik.

Ia juga mendorong Pemkab Bogor berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Barat untuk memastikan anak-anak dr Qory dalam situasi baik dan sehat.

AKBP Rio Wahyu pun menyampaikan jika saat ini kondisi dr Qory sudah mulai berangsur membaik. Ini setelah pihak tim psikologi kepolisian melakukan pemeriksaan atas trauma yang dialami dr Qory, dan dipastikan dalam keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. 

Saat berada di Polres Bogor, dr Qory juga meminta untuk dipertemukan dengan ketiga buah hatinya dan mendampingi selama agenda pemeriksaan. 

“Kondisi dr Qory sudah mulai berangsur membaik dari segi trauma yang dialami. Itu kami pastikan dulu dari tim psikologi kami. Kemudian ketiga anaknya juga sudah mendampingi ibunya. Itu permintaan dari dr Qory sendiri untuk bisa datang bersamanya di ruangan PPA Polres Bogor,” terang AKBP Rio. 

Suami Problematik

Atas kasus ini, Willy pun dicap sebagai sosok yang problematik oleh warganet. Tidak hanya itu, warganet juga mencoba menggali informasi pribadi hingga agama yang dianut. Pasalnya, seringkali Willy menyatakan jika dirinya adalah penganut agnostik, dan istrinya itu bahkan harus sampai murtad supaya bisa menikah dengannya. 

“Bini gw dibilangin sama mertua, kalau yang sudah murtad tidak punya hak untuk dapat warisan. Wuih kakakku 1 muslim, ayahku penganut Buddha, saya agnostik. Itu semuanya bisa rukun kalau soal agama,” ungkap Willy dalam cuitan akun X-nya. 

Ternyata, Willy dalam KTP-nya tercatat sebagai seorang muslim. Informasi ini didapat dari cuitan salah seorang pengguna yang mengungkap adanya sebuah surat kehilangan atas nama dr Qory, yang mencatut agama yang dianut oleh Willy. 

Dari data yang ada, Willy merupakan seorang pria kelahiran tahun 1984 yang berprofesi sebagai content creator, yang aktif mengunggah konten ke Instagram dan juga Youtube. Meski tersangkut kasus KDRT, rupanya di akun-akun tersebut dia kerap mengangkat mengenai isu keluarga dan parenting. 

Tidak diketahui, apakah Willy mendapatkan penghasilan tertentu dari konten-konten yang dia buat dan diunggah ke dua platform tersebut. 

Sementara itu, rekan sejawat dr Qory menyebut jika Willy diduga seorang pengangguran dan menggantungkan pendapatan dari pekerjaan dr Qory sebagai dokter. Dari keterangan sosok itu, dr Qory menjadi tulang punggung keluarga dan satu-satunya orang yang menjadi pencari nafkah. 

“Aku kasihan sekali kalau lihat beliau yang tampak lusuh. Seringkali mengeluh capek dan juga kerap sakit. Sedangkan suaminya itu cuma nyusulin ke tempat kerja istri, terkadang malah marah-marah,” ujar sosok anonim di akun X-itu. 

Kini kasus dr Qory ini pun telah ditangani oleh kepolisian yang bekerjasama dengan pihak P2TP2A dan Willy telah ditahan di Polres Bogor usai dr Qory membuat laporan tindak KDRT yang dialaminya.