Ijtima Ulama 2023 Beri Dukungan Penuh ke Anies-Cak Imin

Pasangan AMIN Saat Hadir Dalam Itjima Ulama dan Tokoh Nasional, Sabtu 18 November 2023
Pasangan AMIN Saat Hadir Dalam Itjima Ulama dan Tokoh Nasional, Sabtu 18 November 2023

Sabtu (18/11), digelar Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional di Masjid Az-Zikra Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Salah satu agenda yang diusung dalam acara tersebut adalah penentuan arah dukungan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Hasilnya, Ijtima Ulama tersebut memutuskan untuk mendukung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN). Namun sebelumnya pasangan AMIN harus meneken 13 poin pakta integritas yang ditawarkan. 

Aziz Yanuar selaku anggota SC Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional mengkonfirmasi jika hasil dari Ijtima itu merekomendasikan pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 1, AMIN. Pembacaan hasil rekomendasi dilakukan, usai Anies dan Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, meninggalkan lokasi acara. 

“Capres yang direkomendasikan sesuai hasil Ijtima Ulama yakni Pak Anies Baswedan dan Pak Muhaimin Iskandar,” ujar Aziz saat dimintai keterangannya di Masjid Az-Zikra Sentul, usai acara.

Anies dan Cak Imin sendiri hadir pada pagi hari, namun sebelum acara usai menyampaikan pidato, keduanya berpamitan untuk meninggalkan lokasi. 

Apabila pasangan AMIN bersedia untuk meneken pakta integritas yang telah disiapkan, maka Ijtima Ulama bakal memberikan dukungan penuh. Sayangnya, Aziz yang ditanyai wartawan Detik, masih belum mengungkap apa saja poin-poin yang ada dalam pakta integritas tersebut. 

“Hasilnya ada pakta integritas. Pakta ini telah disusun sedemikian rupa oleh para ulama dan tokoh masyarakat tadi. Ini luar biasa. Ada sekitar 13 poin, yang nantinya bakal dibawa oleh utusan. Lalu akan disampaikan ke capres dan cawapres yang memang sudah direkomendasikan. Jika disetujui, maka dengan bulat Ijtima Ulama ini bakal mendukung penuh calon yang direkomendasikan tadi,” lanjut Aziz. 

Selain itu, hasil Ijtima Ulama juga bakal diserahkan kepada Habib Rizieq Shihab (HRS). Kemudian, pihaknya bakal menanti balasan dari HRS, usai hasil Ijtima diserahkan. 

“Nanti itu juga disampaikan ke beliau (HRS), hasil dari Ijtima Ulama ini. Kemudian kita tunggu feedbacknya dari beliau sendiri. Soalnya ini kan acaranya juga baru selesai,” pungkas Aziz. 

Hanya Undang Anies-Cak Imin

Habib Muhammad bin Husein Al Athos selaku Steering Committee dari Ijtima Ulama menjelaskan alasan mengapa pihaknya hanya mengundang pasangan AMIN dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan saja dan tidak mengundang pasangan capres dan cawapres lain. 

Menurut pihaknya, dari tiga pasangan calon yang maju ke Pilpres 2024, hanya visi misi dari pasangan AMIN yang dinilai memiliki kedekatan paling kuat secara psikologis dengan para alim ulama. 

“Kita lihatnya dari tiga calon yang ada, yang visi misinya punya kedekatan secara psikologis ya. Secara hal-hal yang berkaitan dengan para ulama, ada di calon yang kita undang tadi pagi,” ungkap Habib Muhammad ketika memberikan keterangannya dalam konferensi pers, mengutip dari CNN Indonesia. 

Semua hal yang masih memiliki hubungan dengan para ulama, dirasa terdapat pada sosok pasangan AMIN. Oleh karena itu, mereka ingin menguji serta mendengarkan secara langsung pemaparan visi dan misi pasangan AMIN. 

Ijtima Ulama ini pun digelar untuk melihat positioning AMIN dalam sudut pandangnya terhadap keberadaan alim ulama serta pondok pesantren. 

“Di sini kita ingin mendengarkan secara langsung bagaimana visi dan misi tersebut. Ingin kita lihat dan uji. Apakah memang pantas dan bisa dilaksanakan, itu yang kenapa kemudian kita mengundang yang bersangkutan,” lanjutnya. 

Dalam konferensi pers tersebut, Aziz Yanuar juga memaparkan mengenai apa yang dibahas dalam forum Ijtima Ulama adalah berfokus pada kriteria dari capres dan cawapres, yang kemudian dijadikan dasar untuk menghasilkan rekomendasi. 

Pihaknya mengaku tidak ingin memberikan rekomendasi, tanpa tahu apa yang diusung oleh masing-masing pasangan capres dan cawapres. 

“Kita juga tidak ingin membeli kucing dalam karung. Kita pun menitikberatkan pada hal-hal yang harus bisa dipahami,” tutur Aziz. 

Adapun 5 bahasan pokok yang diangkat dalam acara Ijtima Ulama, yakni pertama adalah penanggulangan masalah darurat LGBT Nasional. Kemudian sikap terhadap pembebasan Al-Aqsa dan kemerdekaan Palestina. 

Yang ketiga yakni rekomendasi kriteria kepemimpinan, yang diharapkan akan mampu dijadikan panduan bagi umat Islam dalam memilih sosok pemimpin. Selanjutnya adalah rekomendasi mengenai sikap yang diambil dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Terakhir adalah membahas mengenai keputusan-keputusan lain, yang dinilai perlu dan segera untuk diputuskan. 

Paparkan Visi Misi

Anies datang dalam acara Ijtima Ulama sekitar pukul 08.30 WIB, yang kemudian disusul oleh Cak Imin 30 menit setelahnya. Dalam kesempatan itu, Anies memaparkan visi misi yang dia bawa bersama Cak Imin, di hadapan para ulama serta tokoh-tokoh nasional. 

Visi misi yang dipaparkan tersebut selanjutnya menjadi bahan pembahasan dan musyawarah, untuk menentukan pilihan dukungan, yang diumumkan setelahnya. 

“Visi kami yakni Indonesia adil makmur untuk semua. Seperti yang telah saya paparkan tadi, bahwa kuncinya ada pada rasa keadilan. Juga memastikan keadilan di negeri ini, baik di sektor ekonomi, politik, dan hukum, di mana keadilan menjadi pegangan yang utama,” terang Anies.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, visi dan misi yang dia usung bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan tersebut selalu dia sampaikan dalam setiap kesempatan, ketika diundang dalam sebuah acara. 

Wartawan sempat menyinggung mengenai kekhawatiran Anies mengenai cap politik identitas yang semakin kental pada mereka, ketika dirinya didukung oleh para ulama. Pertanyaan itu dijawab Anies dengan tanpa keraguan jika dirinya akan selalu terbuka kepada siapa pun yang ingin mendukungnya. 

“Kami memenuhi semua undangan guna menyampaikan visi dan misi. Mulai dari kelompok ormas keagamaan, pengusaha dan lainnya. Sebab, siapa pun yang hadir dalam permusyawaratan adalah warga Indonesia yang punya hak, serta kesempatan yang sama untuk mendengarkan pandangan dari capres dan cawapres,” lanjut Anies. 

Sementara itu, KH. Muhyidin Djunaedi selaku Ketua Penyelenggara Ijtima Ulama menjelaskan jika Anies dan Cak Imin diundang guna menyampaikan visi misi mereka ke Ijtima Ulama dan tokoh nasional. 

“Insya Allah, kami di sini memiliki banyak kesamaan dengan apa yang telah dibahas di Ijtima 2023,” tuturnya seperti mengutip dari Liputan 6. 

Dia berharap pasangan AMIN akan mampu memenuhi harapan bangsa Indonesia untuk bisa menjadi sebuah bangsa yang besar, adil serta makmur. 

Fokus Pembangunan Manusia

Pembangunan dalam bidang infrastruktur ditegaskan Anies bukan menjadi fokus program kerjanya. Jika menang dalam Pilpres yang akan datang, Anies akan lebih memprioritaskan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). 

“Membangun manusia yang mampu untuk hidup sendiri, manusia yang kompeten. Jadi fokusnya adalah tentang manusia, bukan soal infrastruktur,” ujar Anies seperti mengutip dari Kompas. 

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, pembangunan yang dilakukan pemerintah saat ini hanya berfokus ke pertumbuhan infrastruktur fisik. Padahal, pembangunan harus bisa mewujudkan terjadinya pemerataan serta keberlanjutan. 

“Membesarkan kue memang baik. Namun membagikan kue untuk semua orang itu jauh lebih baik lagi,” lanjutnya. 

Adapun pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Anies adalah pembangunan dengan basis sektoral. Dalam pandangannya, pemerintah dinilai tidak memperhatikan kebutuhan yang berbeda-beda di masing-masing wilayah yang ada. 

“Jadi fokusnya adalah di setiap wilayah. Jangan sampai disamakan untuk Sulawesi yang kebutuhannya jelas berbeda dengan kebutuhan di Jawa, Nusa Tenggara atau pun Kalimantan. Selama ini, rencana pembangunan itu dirancang tanpa membedakan wilayah,” pungkasnya. 

Ungkit Paslon Pengkhianat

Di tempat terpisah Co-Captain Tim Pemenangan Nasional (TPN) AMIN, Yusuf Martak mengungkit mengenai adanya calon yang disinyalir berkhianat terhadap Ijtima Ulama di tahun 2019 silam. 

“Saya teringat dengan peristiwa yang terjadi di 2019. Waktu itu kan kita mengadakan Ijtima Ulama, bahkan itu digelar sampai empat kali,” terang Yusuf Martak kepada wartawan RMOL. 

Yusuf yang juga merupakan Ketua Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama menjelaskan, dirinya bersama dengan sejumlah organisasi itu telah menentukan arah politik, dengan berpegang pada fatwa yang dikeluarkan Habib Rizieq Shihab. 

Sayangnya arah politik Ijtima Ulama di Pilpres 2019 tidak sesuai dengan harapan mereka. Sebab sosok capres yang didukung, dianggap tidak menjalankan amanah yang diberikan. Padahal, dari Ijtima Ulama tidak meminta balasan sama sekali kepada sosok capres dan cawapres tersebut. 

Oleh karena itu, Yusuf pun bersyukur karena di Pilpres 2024 nanti pihaknya tidak berada dalam barisan capres-cawapres yang pernah didukung sebelumnya. Sebagai informasi, kala itu Ijtima Ulama 2019 sepakat untuk memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto.

“Semua yang kita lalui ini tanpa pamrih, tanpa pungutan biaya, tanpa meminta apapun itu kepada si paslon. Namun Alhamdulillah, ternyata Allah lebih menyayangi kita, dan menyelamatkan kita dari paslon yang terindikasi berkhianat kepada kita,” tegasnya. 

Singgung Peran HRS

Peran Habib Rizieq Shihab (HRS) juga sempat disinggung oleh Yusuf, ketika membantu Anies dalam memenangkan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada 2017 silam. Menurutnya, HRS telah menjadi kunci kemenangan Anies tersebut.

“Saya hanya memberikan satu kata-kata kunci, jika keumatan di bawah komando Habib Rizieq, adalah yang sukses mengantarkan Saudara Anies sampai menjadi Gubernur DKI,” papar Yusuf seperti mengutip dari Suara. 

Yusuf pun berharap dirinya bisa tetap bersama Anies untuk memenangkan Pilpres 2024. 

“Insya Allah ya, ke depannya kami juga akan kembali bersama-sama. Akan mendapatkan satu keberhasilan demi keselamatan umat,” sambungnya. 

Walaupun pada akhirnya hasil dari Ijtima Ulama adalah memberikan dukungan penuh terhadap pasangan AMIN, namun Yusuf mengaku dirinya pada dasarnya tidak terlalu memaksa forum untuk memberi dukungan. 

“Insya Allah, saya di sini tidak ingin terlalu melebih-lebihkan, membanggakan, atau tidak mempromosikan. Sebab saya juga tidak tahu sebenarnya ke mana hasil dari ijtima ini nantinya,” pungkas Yusuf.