Kenali Perbedaan Dari Jenis Vaksin Covid-19 Pfizer, Astrazeneca dan Sinovac

Perbedaan Vaksin Covid-19 Pfizer, Astrazeneca dan Sinovac

Beberapa dari jenis vaksin Covid-19 sudah banyak yang tiba di Indonesia sejak awal tahun 2021 lalu dan kini telah memeroleh izin penggunaan darurat atau emergency use of authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Pemerintah Indonesia juga sudah memesan vaksin Pfizer dan AstraZeneca untuk segera melengkapi kebutuhan vaksinasi dalam negeri.

Dalam rapat yang sudah disiarkan melalui kanal Youtube DPR RI, disebutkan pula bahwa kedua jenis vaksin tersebut rencananya akan segera datang dalam periode paling lama bulan April 2021 sampai Februari 2022.

Hal ini pun selaras dengan target dari pemerintah untuk segera menyelesaikan program vaksinasi nasional dalam waktu 15 bulan ke depan.

Sejauh ini, vaksin yang telah digunakan oleh pemerintah Indonesia dalam program vaksinasi nasinoal adalah vaksin CoronaVac dari perusahaan Sinovac, AstraZeneca, dan Moderna.

Lantas, apa yang membedakan antara jenis vaksin Covid-19 yang digunakan oleh pemerintah Indonesia tersebut? Berikut ini adalah perbedaan antara vaksin Sinovac, AstraZeneca dan juga Pfizer berdasarkan pada kandungan, efikasi serta cara kerja vaksin.

Vaksin Covid-19 Sinovac

CoronaVac atau pun Sinovac ini merupakan jenis vaksin Covid-19 yang telah dikembangkan oleh perusahaan asal Tiongkok, Sinovac.

Sinovac ialah jenis vaksin virus corona yang pertama kalinya masuk dan memeroleh izin penggunaan darurat atau EUA dari Badan POM RI.

  • Efikasi Vaksin Sinovac

Uji klinik fase ketiga yang sudah dilakukan di Bandung menunjukkan hasil bahwa vaksin Sinovac ini memiliki tingkat efikasi hingga mencapai 65,3 persen.

Sementara itu juga dalam tahapan uji klinis di Brazil dan juga Turki, efikasi dari vaksin Covid-19 Sinovac ini sudah mencapai 75 persen dan juga 91,25 persen. Vaksin ini pun disuntikkan kepada para penerima dalam dua dosis suntikan dengan rentang waktu sekitar 14 hingga 29 hari.

  • Kandungan Dalam Vaksin Sinovac

New York Times sudah mencatat bahwa vaksin Sinovac ini mengandung virus corona yang sudah dimatikan atau dilemahkan. Virus corona inilah yang nantinya akan ditumbuhkan pada sel monyet dalam skala besar.

Virus corona tersebut akan segera disiramkan dengan bahan kimia yang disebut dengan beta – propiolactone supaya mati dan tidak dapat bereplikasi.

Kendati pun virus ini sudah terbunuh, protein spike yang menyelimuti badan virus masih tetap utuh. Virus corona yang telah mati inilah lalu dicampurkan dengan senyawa berbasis aluminium yang disebut dengan adjuvan.

Senyawa ini pun bakalan berfungsi untuk merangsang sistem kekebalan tubuh dan juga meningkatkan respons terhadap vaksin.

  • Cara Kerja Dari Vaksin Sinovac

Setelah vaksin ini disuntikkan ke dalam tubuh, maka virus ini pun telah dimatikan itu akan segera memicu sel imunitas bernama APC atau antigen presenting cell.

Sel inilah yang nantinya akan merobek badan virus corona yang telah mati dan dibantu dengan sel T sebagai pendeteksi dari fragmen pada virus corona. Jikalau sudah menemukan kecocokan, maka sel T akan menjadi aktif dan langsung membantu merekrut sel kekebalan tubuh lainnya, salah satunya adalah sel B yang bisa memerangi virus.

Sel B ini akan segera bekerja dengan cara menempelkan protein pada fragmen virus corona. Sesudah protein tersebut menempel, maka sel B pun langsung mengaktifkan yang berfungsi mencegah atau memblokir virus corona supaya tidak dapat menginfeksi tubuh si penerima.

Sel B ini juga bertugas untuk mengingatkan virus pada vaksin untuk mengantisipasi jikalau tubuh penerima terinfeksi jenis virus yang sama di lain hari.

Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca atau ChAdOx1 nCoV-19 ini merupakan vaksin virus corona yang telah dikembangkan oleh perusahaan asal Swedia – Inggris, AstraZeneca pun bersama dengan University Oxford. Selain itu juga, vaksin ini sudah dipergunakan di Inggris serta diresmikan juga di India dengan nama Covishield.

  • Efikasi Vaksin AstraZeneca

Melansir langsung dari New York Times, vaksin virus corona yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Oxford tersebut diklaim mempunyai kemanjuran atau pun efikasi hingga sebesar 82,4 persen. Vaksin ini juga akan disuntikan dengan dua dosis dalam kurun waktu selama 12 minggu.

  • Kandungan Dalam Vaksin AstraZeneca

Vaksin virus corona produksi AstraZeneca ini mengandung instruksi genetik DNA untai ganda atau pun adenovirus. Dengan adanya instruksi genetik inilah AstraZeneca ini juga mampu untuk membentuk paku – paku pada protein yang langsung menyelimuti badan virus corona. Paku – paku ini pun disebut dengan nama spike.

Vaksin virus corona ini pun merupakan modifikasi dari adenovirus simpanse yang bisa dimasukkan ke dalam sel tetapi tidak dapat bereplikasi.

  • Cara Kerja Dari Vaksin Astrazeneca

Ketika vaksin ini disuntikkan kepada para penerimanya, vaksin ini pun bakalan bekerja dengan cara menabrakkan sel dan juga menempelkannya protein yang berada di permukaannya. Sel tersebut lalu menelan vaksin serta vaksinnya juga perlahan mulai bergerak ke ruangan penyimpanan DNA sel dalam tubuh.

Kemudian, vaksinnya ini akan mendorong DNA ke dalam nucleus supaya bisa dibaca oleh sel serta disalin juga ke dalam molekul yang biasanya dikenal dengan nama mRNA. Dari informasi yang sudah diterima oleh mRNA inilah, sel tubuh para penerimanya lalu bisa meniru pathogen dan juga membuat protein spike yang berfungsi sebagai pemicu respons imun.

Menurut Medical News Today, mengenai cara kerja dari jenis vaksin AstraZeneca ini akan memungkinkan tubuh para penerimanya mengembangkan imunitas terhadap jenis virus yang sama bahkan lebih spesifik tanpa perlu mengenali infeksi dari jenis virus yang serupa, dalam hal ini adalah virus corona.

Vaksin Covid-19 Pfizer

Comirnaty ini atau biasanya yang lebih familiar sebagai Pfizer, merupakan jenis vaksin voris corona yang telah dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer dan juga perushaan bioteknologi dari Jerman, BioNTech. Vaksin ini juga sudah resmi dipergunakan oleh beberapa negara, mulai dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Bahrain, Saudi Arabia, Kanada, dan masih ada 40 negara lainnya.

Vaksin Covid—19 produksi Pfizer BioNTech ini merupakan vaksin pertama yang telah divalidasi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan darurat.

  • Efikasi Dari Vaksin Pfizer

CDC atau Center of Disease Control and Prevention Amerika Serikat menyebutkan bahwa vaksin Pfizer ini mempunyai tingkat efikasi hingga 95 persen. Untuk bisa mencapai efikasi inilah, vaksin tersebut harus disuntikkan dengan dua dosis vaksin dalam jangka waktu selama tiga minggu. Sementara itu, untuk proses pendistribusian vaksin ini memerlukan ruang penyimpannya dengan suhu hingga minus 70 derajat celcius.

  • Kandungan Dalam Vaksin Pfizer

Berbeda halnya dengan vaksin AstraZeneca, Pfizer ini menggunakan mRNA yang bekerja dengan cara mengajari sel dalam tubuh untuk segera membuat protein dari virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19. Protein ini pun dibuat oleh sel yang dapat memicu respons imun tubu serta bisa membentuk antibodi.

Selain dengan mRNA, FDA atau Food and Drug Administration pun juga mencatat bahwa vaksin ini mengandung garam, gula, lemak dan juga bebas dari bahan – bahan allergen yang lainnya seperti latex dan juga telur.

  • Cara Kerja Dari Vaksin Pfizer

mRNA yang terkandung di dalam vaksin virus corona Pfizer ini memiliki tugas penting untuk memberikan petunjuk kepada sel – sel tubuh si penerima mengenai cara pembuatan protein sike seperti yang ada pada virus corona. Protein spike ini pun akan segera menempel dan memasuki sel inang dalam tubuh penerimanya.

Lalu, sistem kekebalan tubuh manusia akan segera memroses informasi yang sudah masuk dan mulailah membangung respons kekebalannya. Jikalau pada kemudian hari penerima vaksin terpapar virus corona, maka informasi tersebut akan sangat berguna untuk langsung merespons virus dan juga melindungi virus dari infeks virus tersebut.

Hal ini juga akan sangat membantu para penerima vaksin Pfizer supaya tidak sakit atau pun mengalami gejala yang cukup berat akibat dari infeksi virus corona.

Menurut Healthline, dari keseluruhan proses kekebalan tubuh inilah akan berlangsung kurang lebih selama dua minggu sesudah dosis kedua vaksin tersebut diterima. Sehingga masih ada juga kemungkinan dari para penerima vaksin terpapar virus corona dan juga mengalami gejala jikalau infeksi virus ini masuk ke dalam tubuh sebelum vaksin bekerja secara maksimal.